Skip to main content

SEJARAH LELUHUR TANAH MADURA


Madura adalah Nama sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur.  Pulau yang didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura, Pulau dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya. Ada 2 versi tentang sejarah madura yang akan dijelasakan dalam tulisan ini, yaitu Versi Babad Madura (Cerita yang bersumber Rakyat Madura) dan Versi Sejarah.

Menurut Versi Babad Madura, dahulu kurang lebih tahun 78 datanglah seorang bernama Aji saka dari Negeri Campa yang meperkenalkan kebudayaan hindu ke pulau jawa dan madura. Hal itu juga yang menjadi perhitungan awal tahun saka dan diperkenalkannya Huruf Carakan Seperti :


Yang Mana Huruf carakan ini masih eksis dan tetap menjadi kurikulum wajib yang di Ajarkan Dalam Pelajaran Bahasa Madura pada Anak SD sampai SMP sekarang ini.

Kembali ke cerita Awal, Beberapa Abad setelahnya berdirilah suatu Negara yang bernama  Medangkamulan dengan Seorang Raja yang bernama Sanghjatunggal. Awal cerita Putrinya Bendoro Gung yang tanpa diketahui sebabnya Tiba-tiba hamil tanpa sebab yang pasti. Raja Medangkamulan memerintahkan Patihnya, Pranggulang untuk membunuh putrinya.

Tetapi tugas tersebut tak berhasil dilaksanakan sang patih hingga sang putri melahirkan Bayinya. Konon ketika setiap hendak menghunuskan pedang ke leher sang putri pedangnya jatuh sampai terulang tiga kali. akhirnya pranggulang meyakini bahwa kehamilannya bukan karena disengaja oleh sang putri.

Setelah melahirkan, Sang bayi diberi nama Radhin Sagara (Raden Sagoro). Putri Bendoro gung dan bayinya dihanyutkan ke laut dan terdampar di tepi gunung (sekarang dinamakan Gunung Gegger, Bangkalan. konon dahulu pulau madura masih terendam oleh laut, yang nampak hanya 2 gunung, Gunung Geger di bangkalan dan Gunung Pajudan di Sumenep). karena dari gunung itu sang putri melihat arah daratan yang lapang dan luas dan gunung itu berada di pojok. maka dinamakanlah Madura yang berasal dari kata "Madu Oro" yang artinya Pojok Daratan yang Luas. mereka berdualah yang diyakini menjadi penduduk pertama pulau madura. sedangkan Patih Pranggolang yang malu untuk kembali ke medangkamulan karena tidak berhasil menyelesaikan tugasnya mengubah namanya menjadi Kiai Poleng.

Lalu menurut Versi Sejarah, dahulu sekitar tahun 4000-2000 SM, terjadi perpindahan besar-besaran bangsa-bangsa dari asia tenggara. perpindahan itu guna memperluas wilayah kekuasaan mereka menuju ke arah selatan. Mengalirnya migrasi bangsa cina yang menyebabkan Bangsa Burma, Thai dan Vietnam terpaksa berpindah juga ke arah selatan.

Perpindahan bangsa-bangsa tersebut menyebar ke berbagai wilayah, sebagian dari mereka terpaksa pindah ke daerah pantai. sebagian lagi terus menuju ke arah selatan mengarungi laut melewati semenanjung malaya hingga mencapai pulau-pulau di nusantara. karena perpindahan mereka tidak secara bersamaan sehingga mereka terbagi menjadi kelompok-kelompok dan tiba di berbagai pulau yang berbeda di nusantara.

Salah satu dari kelompok bangsa yang berpindah tersebut terdampar ke suatu pulau kecil yang terletak di utara, ujung timur pulau jawa. Para pendatang ini lalu menetap disana dan kemudian menjadi nenek moyang Suku Madura. Seperti Bangsa Piah, Campa, dan Jai Kocincina. Sehingga tercipta lah Asal mula Bahasa Madura yang di ambil atau berasal dari Bahasa 3 bangsa tersebut. Seperti Kata Apai Menjadi Apoi yang berarti Api, lalu menyebut kata istri menjadi Bine, dan kata Ella untuk arti Jangan.

Setelah sekian lama menetap di madura, hingga menghasilkan banyak keturunan dan menyebar ke pulau-pulai kecil yang ada di sekitar pulau madura, Seperti Pulau Sepudi, Raas, Masalembu, Bawean dan Kepulauan Kangean dan pulau-pulau kecil lainnya di sekitar pulau Madura. mereka menetap dan berkelompok yang ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah dan daya Ekologi setempat. keragaman kelompok inilah yang memunculkan dialek setempat dari ujung barat hingga timur yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep bahkan sampai Pulau Kangean.

Perkembangan peradaban Bangsa Madura semakin maju seperti yang di alami bangsa lain yang ada di Nusantara yang mampu mengolah dan menguasai teknologi Pengolahan biji logam untuk alat-alat pertanian seperti Pacul, Linggis, kampak dan lainnya. keadaan alam madura yang memiliki musim kemarau yang cukup panjang lalu dimanfaatkan oleh Sebagain besar Masyarakatnya untuk membudidayakan ubi-ubian seperti gaddung, Suweg, singkong dan juga pisang. dan biji-bijian seperti Jagung dan kacang-kacangan.

Kebanyakan masyarakat madura membangun rumahnya umumnya menghadap ke arah selatan yang mana hal itu mengandung makna bahwa sejarah perjalanan nenek moyang bangsa mandura datang dari arah utara menuju ke arah selatan. perjalanan yang ditempuh melalui laut. oleh karena itu Makna Laut bagi Orang Madura adalah simbol keselamatan dan masa Depan. maka ada istilah dalam bangsa madura KA LAO' yang artinya ke arah selatan. sehingga kelompok rumah masyarakat madura dalam satu keluarga terkenal dengan istilah Tanean Lanjeng.

Referensi
Bendara Akhmad. (2011). LIntasan Sejarah Sumenep Dan Asta Tinggi Beserta Tokoh di Dalamnya. Sumenep. Barokah.
DR. Abdurrachman. (1998). Sejarah Madura (Selayang Pandang). Sumenep.
Samsul Ma’arif. (2015). The History of Madura. Bantul, Yogyakarta. Araska.
Tim Penulis Sejarah Sumenep (TPPS). (2014). Sejarah Sumenep. Sumenep, Madura. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep.

Comments

Popular posts from this blog

Bapa' Babu' Guru Rato

 Bapa' Babu' Guru Rato by Muhammad Syahied Hidayatullah Bapa', Babu', Guru, Rato enggi panéka Parebhasan otabe nasehat dhéri pangaseppo neng madhure se ampon ekaoningi sarèng sadhèjè oreng Madhure. Manabi édhebuwegi dhe' sadheje oreng se seppo ponapa maksod dheri Parebhasan ghenéka, paste oneng. Korang oneng manabi parebhesan ghenéka etanya'aghi dhe' ka Nak-kanak e jaman samangkén. Toré nika maksod epon Parebhasan neng attas. Bapa', Babu', Guru, Rato paneka 4 oreng se bhakal deddhi Jelen  Palang otabe jelen Pojurre oreng dhelem kaodi'en neng e dhun'nya menorot nasehat dheri pangaseppo neng Madhure. Maksod epon Jelen Palang, engghi paneka Bhakal deddiye jelen Palang dhe' ka sadhejena oreng se tak toro' oca' otabhe Norot dhe' ka 4 oreng néka. Bapa' (Ayah/Father), Babu' (Ibu/Mother), Guru (Guru/Teacher), Rato (Raja/King). Sabheligge, Bhakal dheddiye jelen Pojurre Dhelem odi' manabi toro' oca' dhe' ka 4 ore

Level 9 = Direct and Indirect _ Question Forms

  Question Forms   Direct speech and indirect speech are ways people express how something was said. Direct speech also called quoted speech is said exactly how the speaker initially spoke the words. Indirect speech also called reported speech is reported back not using the exact words as the original speaker.   Reporting Speech Questions Direct speech questions asking “who”, “what”, “when”, “where”, “why”, and “how” can be rephrased in indirect speech format. Question marks are not used in indirect speech formats. Direct Speech Indirect Speech " Who  are you talking to?" she asked. She asked me  who  I was talking to. My mom asked me, " What  are you doing?" My mom asked me  what  I was doing. Craig asked, " When  are we leaving?" Craig asked  when we were leaving. My dad asked, " Where are you meeting?" My dad asked 

Level 9 = Direct and Indirect _ Reporting Intentions, Hopes, and Promises

  Reporting Intentions, Hopes, and Promises Along with "say (said)", "tell (told)", and "ask (asked)", there are many other verbs that can be used to report what someone said. When you want to report an intention, hope, or promise, there are specific verbs that are used. Reporting Intentions When you want to report an intention (something that you have planned to do), there are specific verbs that are used. The format for these commonly-used reporting verbs is "reporting verb + infinitive (to + verb)" or "reporting verb + that + clause". ·          Intend (intended)  - to plan to do something ·          Threaten (threatened)  - to say that you will harm or do something bad to someone Reporting Hopes When you want to report a hope (something wished for), there are specific verbs that are used. The format for these commonly-used reporting verbs is "reporting verb + infinitive" or "reporting verb + that + c